Home

Tampilkan postingan dengan label ceritaku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ceritaku. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 03 November 2018

Aku kembali....😀😀

Assalamu'alaikum.....

Alhamdulillah aku kembali... Setelah sekian lama nih pemirsaa.. 😀😀

Kalau di lihat-lihat nih, postingan aku terakhir itu di tahun 2013 yaitu postingan tugas saat masih kuliah tingkat akhir. Tidak terasa ya sudah tahun kelima aku tidak menjamah blog ini... hahaha... Entah aku yang sibuk atau aku sok sibuk... 😎😎

Untuk mengingat kalau aku masih punya blog dan alamat blognya apa, itupun prosesnya panjang lhoo... meskipun berawal dari sekedar iseng-iseng belaka... 😆

Lima tahun telah terukir banyak kisah, dari kelulusan kuliah, menganggur, sampai bekerja. Dan di tahun ini adalah tahun ketiga aku bekerja. Proses yang panjang, dan aku menikmati akan setiap proses itu. Semoga ada pembelajaran dan hikmah dari setiap rangkaian proses kehidupanku.

Sedikit membahas blog, dari tadi asik mengetik. Tapi ternyata aku bingung dengan fitur yang ada.. hahaha... karena sudah terlalu lama tidak membuat postingan, jadi sedikit bigung harus bagaimana. Sepertinya aku harus sering-sering mengunjungi blog, agar terbiasa kembali membuat postingan.

Baiklah, mungkin cukup sekian permulaan postingan untuk saat ini. Semoga di lain waktu dan kesempatan aku bisa membuat postingan kembali. Aamiin..


Wassalamu'alaikum,, 💗💗💗




Minggu, 10 Juni 2012

Lamban dan Tidak Respon


Sore ini, aku kecewa dengan kinerja laptop yang aku punya. Entah kenapa, akhir-akhir ini suka lamban proses kinerjanya. Padahal data-data yang ada di laptop sudah aku back-up ke dalam harddisk. Aplikasi serta software yang sering aku gunakan jumlahnya juga sudah sedikit di laptopku.

Laptop semakin lamban ketika membuka browser. Hal ini yang menghambat aku untuk mengerjakan tugas, terutama untuk mencari bahan-bahan (searching) dan mengupload tugas. Hal lain yang menjadi masalah lagi yaitu modem. Meskipun aku mempunyai dua buah modem, namun pada kedua modem tersebut mempunyai kelemahan saat digunakan.

Modem kartu GSM, seringkali yang membuat aku kecewa akan modem jenis ini. Aku kecewa karena memakai paket kuota. Bisa dikatakan kuota yang saya gunakan cepat habis, meskipun hanya saya gunakan untuk searching bukan untuk mendownload. Ini yang membuat pemborosan dalam keuangan, karena jika paket kuota habis, modem sudah tidak bisa koneksi. Paket kuota bisa habis dalam waktu kurang dari lima hari, padahal jangka waktu kuota yang ada yaitu 30hari. Bayangkan saja jika aku harus mengeluarkan uang yang lebih besar hanya untuk internetan. Sedangkan aku hanya menggunakan disaat perlunya saja. Belum lagi jika disaat sesudah turunnya hujan, bahkan lebih lamban lagi dari yang biasannya untuk bisa mendapat kecepatan maksimal saat digunakan.

Modem kartu CDMA, modem ini memang tidak dibatasi kuota seperti GSM. Namun hanya berupa paket internetan perbulan yang ditawarkan. Seringkali jika digunakan, hasil kecepatan sangat bagus jika lingkungan serta cuaca mendukung. Namun jika hujan sudah turun, dan sesudah hujan digunakan untuk internetan, jangan berharap ingin mendapatkan hasil pergerakan cepat dalam browsing. Hal itu yang membuat aku jenuh, karena harus menunggu lama. Terkadang juga, saat sudah terkoneksi dengan koneksi lamban tiba-tiba koneksi tersebut terputus (disconnect). Sampai-sampai bosan dan ingin marah jika harus menghadapi hal-hal seperti ini.

Selain hal di atas, hal lain yang membuat lamban kinerja laptop yaitu ketika mendengar musik / lagu dari laptop. Satu, dua, dan tiga lagu terlampaui. Namun jika ingin mengklik aplikasi lain, seringkali respon lamban, bahkan tidak ada respon apapun. Sehingga harus merestart laptop tersebut. Terasa Geram, kesal, kecewa. Apalagi jika sewaktu ada data yang belum tersimpan, dan mau tidak mau aku harus mengetikkan kembali dari awal.

Ingin meng-upgrade laptop, namun biaya tidak mendukung. Sedangkan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kuliah masih banyak. Entah untuk biaya fotokopi, tinta printer, untuk internetan, ongkos ke kampus, uang makan dan lain-lain. Hanya bisa bersabar dan perbanyak melafadzkan istighfar di saat seperti ini yang bisa aku lakukan. Aku yakin, pasti ada hikmah dan pelajaran yang bisa aku ambil dari hal ini. Insyaallah, Allah memberikan yang terbaik untuk aku.

Menu Spesial Kepala Ikan

          Setiap harinya, di rumahku tidak tersedia makanan padat masakan ibuku. Keluargaku selalu membeli masakan matang yang letaknya  tidak jauh dari rumahku.  Karena ibu yang biasanya memasak untuk dimakan sehari-hari dirumahku, kini sudah tidak pernah memasak. 

          Awal dari tidak memasak dikarenakan setiap adanya masakan dirumah, orang rumah jarang makan. Sedangkan di saat tidak ada masakan, malahan pada ingin makan. Untuk hari-hari saat kuliah dan sekolah, hanya kedua orang tua yang berada di rumah, sedangkan aku dan adik laki-laki lebih sering makan diluar saat beristirahat dikampus, saat adik perempuan setiap pulang sekolah tidak pernah mau makan. Selain itu, hari-hari ibu di rumah sekarang lebih difokuskan untuk membantu bapak di rumah.

          Khusus hari ini, Aku mengajak ibuku untuk memasak. Karena sudah lama sekali aku tidak masak bersama ibuku. Ibu dan adikku bagian yang berbelanja ke pasar, sedangkan bagian aku bersih-bersih di rumah. 

          Adapun menu yang dimasak hari ini yang menurutku paling spesial yaitu "Kepala Kakap Asem Pade". Terakhir kali aku makan kepala kakap asem pade tersebut saat aku masih berada di rumah lama. Sekitar saat aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 6, ketika sepulang dari pengambilan nilai ujian praktik renang.


          Dengan ukuran kepala ikan kakap yang besar dan dengan racikan bumbu yang spesial serta rasa khasnya yang pedas. Ikan tersebut menjadi menu favoritku sejak pertama kali menyantapnya. Untuk menyantap kepala kakap asem pade, ikan ini bisa di makan bersama nasi, tetapi juga enak jika langsung di santap ikannya saja. Yang dalam sehari-hari di rumah lebih dikenal dengan sebutan “di gado”, yaitu makan lauk tanpa nasi”.

          Kini, Ikan pun sudah tersiap di meja makan bersama lauk yang lainnya. Waktunya makan siang sudah tiba.Kini aku ingin bersiap-siap untuk shalat, dan setelah itu waktunya makan. Aku sudah tidak sabar untuk menyantap masakan hasil buatan aku dan ibuku. Pokoknya hari ini aku sangat senang bisa makan masakan  spesial tersebut dan tidak lupa untuk ucapkan Alhamdulillah.

Rabu, 02 Mei 2012

Kepergianmu, Duka Bagiku


Sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Bisa dikatakan aku bertemu dengannya saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Ia murid yang rajin, pandai, dan bahkan ia murid yang sangat dikagumi oleh para guru.  Saat kelas empat, ia pindah sekolah ke Kalimantan dikarenakan mengikuti ayahnya bekerja. 

Sempat di adakan reuni teman SD, dan akupun bertemu dengannya kembali di acara tersebut. Dan pada saat bertemu pun aku tidak sadar dan tidak mengetahui kalau ternyata orang yang di sebelahku itu adalah Wika temanku. Dan disitulah kedua kalinya aku terakhir bertemu dengannya.

Terdengar kabar pada tanggal 23 April 2012 kawanku yang bernama Wika telah meninggalkan orang terdekatnya untuk selama-lamanya. Aku mendapatkan info tersebut dari teman yang lain, bahwa sempat dirawat di rumah sakit di daerah Cempaka Putih dikarenakan penyakit epilepsi,dan ternyata beliau di opname hampir satu bulan lamanya. 

Kamis, 19 April 2012 kawanku sempat mengajak aku untuk menjenguknya di hari sabtu tanggal 21 April 2012.  Tetapi sudah pada hari yang dijanjikan, tidak ada sedikitpun kabar dan balasan pesan dari kawanku. Hasrat dan keinginanku untuk menjenguknya sangatlah tinggi. Namun apa daya, ternyata cuaca di sabtu malam pun tidak mendukung. Hujan sangat deras di malam itu. Dan aku pun hanya bisa menuggu kabar dari kawanku yang lain. Ternyata Allah berkehendak lain.

Senin, 23 April 2012 ku buka alamat email ku, dan terdapat laporan dari salah satu jejaring sosial, dan aku baca info dari kawanku. Ternyata info tersebut ialah info kepergian teman dekatku untuk selama-lamanya. Dengan rasa ketidak percayaanku bahwa beliau telah meninggal, akhirnya aku bertanya melalui pesan singkat kepada temanku. Balasan pesan temanku pun menyatakan bahwa beliau telah menghembuskan nafas terakhir di rumahnya.

Karena telatnya informasi yang kudapatkan, serta tidak sempat waktu. Sampai-sampai aku tidak memiliki kesempatan untuk melihatnya yang terakhir kali. Keesokan harinya, beliau dimakamkan di Pontianak. Hal ini yang membuat rasa menyesalku karena tidak bisa berta’ziah.

Malam harinya, aku buka akun jejaring sosialku untuk mencari akun-nya. Dan akhirnya aku menemukannya. Ternyata di akun jejaringnya banyak ungkapan kesedihan akan kepergiannya. Dan aku hanya ingin melihat foto kenangan yang dimilikinya, tidak beberapa lama kemudian aku menemukannya. Foto yang aku dapatkan adalah foto yang mewakili pertemuanku dengannya. Karena di foto itulah aku duduk bersebelahan dengannya.


Kesedihan sangat menyelimuti hari-hariku karena kepergiannya.Semoga Allah menempatkanmu di tempat yang sangat indah, di tempat yang terbaik, serta keluargamu selalu diberi kesabaran, ketegaran, ketabahan. Amiin..

Acrylamide pada Kentang Goreng


Siapa yang tak tergoda dengan kelezatan kentang goreng, kerenyahan dan sensasi rasanya saat disajikan hangat membuat ketagihan bagi siapapun yang memakannya. Kentang goreng ini kerap saya jadikan cemilan saat saya malas untuk memakan nasi.

Karena kelezatannya saat dimakan, akhirnya saya berniat untuk mencari info-info yang berkaitan dengan kentang goreng. Dan akhirnya pencarian pun saya dapatkan. Namun, siapa sangka jika dibalik kelezatan kentang goreng tersebut, jika terlalu sering memakan kentang goreng dapat menyebabkan resiko penyakit kanker payudara. Karena terkandung Acrylamide pada kentang goreng. Kandungan acrylamide dalam kentang goreng diduga meningkatkan risiko mengidap penyakit kanker, terutama pada wanita muda yang belum memasuki masa menopause.
Sedikit memaparkan penjelasan akan “Acrylamide” :

Acrylamide (Akrilamida) adalah bahan kimia yang dapat terbentuk dalam beberapa makanan selama suhu pada proses memasak tinggi, seperti menggoreng, memanggang kue. Akrilamida dalam bentuk makanan dari gula dan asam amino yang secara alami terdapat dalam makanan, ia tidak berasal dari kemasan makanan atau lingkungan.

Acrylamide merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C5H5NO. Senyawa ini dapat terbentuk pada bahan makanan berkarbohidrat tinggi, seperti jagung, kentang, singkong, dan tepung-tepungan yang disajikan dengan digoreng, dipanggang, atau dibakar pada suhu di atas 120 derajat celsius.

Sejumlah makanan, seperti keripik kentang, atau produk berbahan kentang lain, seperti kentang goreng, cereal (produk sarapan pagi), produk-produk bakery (roti panggang), dan produk yang dibuat dari jagung atau tepung jagung, diyakini memproduksi acrylamide dalam pengolahannya. Hal ini terjadi karena penyaj
iannya secara umum memerlukan suhu tinggi dan waktu cukup lama, apalagi bila terjadi perubahan warna menjadi kecoklatan (terlalu matang) atau hangus.

Tidak menyangka jika makanan cemilan yang enak saat dimakan ternyata dapat menimbulkan dan beresiko penyakit yang sangat berbahaya. Ternyata dibalik kelezatan, kenikmatan, serta yang murah meriah tersebut belum tentu bagus untuk kesehatan.


sumber :
Acrylamide :  
http://en.wikipedia.org/wiki/Acrylamide
http://www.fda.gov/food/foodsafety/foodcontaminantsadulteration/chemicalcontaminants/acrylamide/ucm053569.htm

Selasa, 17 April 2012

Membuang Lendir

Pertama kali saya mendengar istilah membuang atau membersihkan lendir dengan gurah, yaitu pada saat masih di Madrasah Tsanawiyah atau setingkat dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saya mendengar istilah tersebut dari seorang alumni yang menjadi guru dan mengajarkan saya di bidang murottal. Beliau melakukan gurah dengan tujuan membuang lendir-lendir menumpuk yang seringkali mengganggu pernafasan beliau saat melafadzkan ayat suci Al-Quran. 

Perubahan yang beliau rasakan sangat berbeda antara sebelum dan sesudah melakukan gurah. Selain gurah, beliau juga sering mengunyah kencur yang dapat membantu suaranya menjadi merdu. Dan beliau menyarankan kepada saya dan teman-teman untuk melakukan gurah, agar suara menjadi terasa ringan pada saat melafadzkan ayat suci Al-Quran. Namun, tidak satupun yang berani untuk melakukan gurah tersebut.

Ketika saya mengenyam pendidikan tingkat Madrasah Aliyah atau setingkat dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), mulailah saya punya keinginan dan keberanian untuk melakukan gurah. Sampai-sampai saya sempat cerita kepada orang tua akan keinginan saya untuk gurah. Dan Orang tua pun mendukungnya. Ternyata abie (bapak), senang melakukan gurah saat masih di pesantren dulu. Dan abie pun bercerita tentang pengalamannya. Keinginan saya untuk gurah pun menjadi sangat kuat dan yakin untuk melakukannya.

Keesokan harinya abie menanyakan kepada saya, apakah saya siap untuk gurah atau tidak. Jika siap, maka siapkan daun senggugu, dan bahan lainnya untuk gurah. Saya pun bergegas menyiapkannya. Ini merupakan pengalaman pertama saya untuk gurah. Dengan semangatnya saya menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan. Dan larutan untuk gurah pun telah selesai disiapkan.

Selanjutnya, abie meminta saya berbaring untuk di urut bagian wajah agar syaraf-syaraf menjadi rileks dan tidak tegang. Seusai di urut, ternyata abie meminta saya untuk tahan nafas. Karena disuruh tahan nafas, saya sempat kaget dan secara spontan bangun dari berbaring. Saya pun bertanya kepada abie, “kok, tahan nafas?. Bukannya kalau gurah itu di minum ya!”. Seketika  suasana hati menjadi tegang, takut, dan sempat ingin menggagalkan gurah.  Karena abie ingin  memasukkan atau meneteskannya (air daun senggugu yang sudah dicampur dengan bahan lainnya) ke dalam hidung melalui rongga hidung.

Abie pun menjelaskan tentang teknik gurah, bahwa untuk gurah tersebut ada yang bisa di minum, ada yang di teteskan ke dalam hidung, dan sekarang bahkan sudah dijual kapsul yang bisa langsung di minum. Karena saya ingin membersihkan dan membuang lendir-lendir yang ada saluran pernafasan (hidung), maka dari itu abie menyarankan kepada saya untuk melakukan gurah dengan di teteskan ke dalam hidung. Selain itu, khasiatnya lebih cepat yang di teteskan di bandingkan dengan di minum.Berkat adanya dukungan dan motivasi yang ummie (ibu) berikan, akhirnya saya jadi untuk melakukan gurah. 

Sekitar dua jam lamanya melakukan gurah, akhirnya ada manfaat tersendiri yang saya rasakan. Suara  menjadi terdengar lembut, bernafas menjadi lebih ringan, nafas tidak terasa tersedak-sedak, pokoknya terasa plong. 

Banyak lendir yang sudah saya keluarkan baik dari hidung ataupun mulut. Saya pun berkata kepada abie, “Tenyata di tubuh mengandung banyak lendir, ingus, ataupun racun-racun yang mungkin tidak terpikirkan oleh diri sendiri. Sampai-sampai, baru sekali melakukan gurah dihasilkan lendir yang banyak”. Karena tidak mungkin gurah dilakukan setiap hari, maka abie memberi saran kepada saya untuk meminum air hangat, agar membantu mengeluarkan racun-racun dari dalam tubuh. Pengeluaran racun bisa dari urin, ataupun keringat. 

Hal ini tentunya menjadi pengalaman tersendiri karena sudah berani membuang lendir dengan melakukan gurah. Kini, ketika saya ingin melakukan gurah kapanpun, saya tidak takut ataupun tegang lagi. Karena sudah mengetahui tentang pelaksanaan gurah dan merasakan hasilnya. Ini pengalaman saya tentang membuang lendir, bagaimana dengan kalian?.

Minggu, 18 Maret 2012

Beratap dan Beralaskan Kardus

Sore hari, seminggu yang lalu tepatnya di televisi. Salah satu stasiun televisi menyajikan acara bagaimana potret kehidupan sehari-hari dari sebuah keluarga yang bisa dibilang tidak berkecukupan/tidak mampu. Keluarga ini betempat tinggal di pedalaman daerah Bekasi. 


Entah apa yang menimpa keluarga mereka, sehingga sepasang kakek nenek yang tidak memiliki anak dan cucu setiap harinya harus merasakan kesusahan di hari tuanya. Bayangkan saja, untuk memenuhi kebutuhan perut yang lapar, mereka tidak bisa makan dengan makanan atau lauk yang layak dan enak. Mereka harus makan dengan makanan yang sudah tidak layak untuk dimakan. Makanan basi yang sudah tidak enak seharusnya dibuang, tetapi dimakan oleh mereka.  Mereka harus memakannya untuk mengisi perut mereka yang lapar.


Tidak hanya makanan yang tidak layak, untuk tempat tinggal yang layak pun mereka tidak punya. Rumah yang seharusnya melindungi mereka dari kepanasan, kehujanan, kedinginan, dan hal lainnya tidak dapat mereka rasakan di hari tua mereka. Mereka harus tidur, beristirahat serta melepas kelelahan mereka dengan tidur di samping kandang ayam. Kandang ayam itu dibangun di atas got (saluran air), sedangkan kakek nenek ini harus tidur di atas pondasi semen yang sengaja dibuat untuk menutup saluran dengan beratapkan dan beralaskan kardus.


Sungguh iba jika melihat kehidupan saudara-saudara kita lainnya yang serba tidak berkecukupan. Tidak seharusnya mereka merasakan seperti itu. Kakek yang sudah tidak bisa bekerja dikarenakan tidak bisa melihat, harus menerimanya dengan lapang dada akan kehidupannya yang sekarang. Sang nenek pun melayani kakek dengan penuh kasih saying meskipun sang kakek sudah tidak mampu untuk menafkahinya.Sungguh keluarga yang harmonis, meski mereka harus menjalani hidupnya dengan cara seperti itu.

Senangnya Bisa Membantu Kepada Sesama

Berbagi kepada sesama atau menolong sesama, merupakan suatu hal bersifat mulia yang menurut saya benar-benar sangat positif bagi khalayak yang membutuhkan. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk dapat membantu sesama. contohnya donor darah.
 
Pernahkan kalian donor darah?

Apa pendapat kalian tentang donor darah?

Apa yang ada di pikiran anda ketika mendengar kata donor darah?

Bagaimana perasaanmu bisa mendonorkan darahmu untuk orang lain?

Khusus saya, donor darah itu merupakan suatu hal yang mengasyikan dan menyenangkan. Donor darah (transfusi darah) merupakan suatu proses pemindahan darah dari para pendonor yang sehat kepada penderita atau yang membutuhkan darah. Kalian dapat mendonorkan darahnya di tempat yang menyediakan fasilitas untuk mendonorkan darah, seperti di unit transfusi darah seperti PMI (Palang Merah Indonesia).

Semua orang di kalangan dewasa bisa untuk mendonorkan darahnya, namun tidak menutup kemungkinan ada yang tidak berani dan tidak bisa untuk mendonorkan darahnya. Hal itu mungkin karena faktor-faktor tertentu. Mungkin sebagian orang takut, baik takut karena proses pengambilan darahnya, takut karena jarum yang digunakan untuk pengambilan darahnya, atau takut karena banyak isu yang menyangkut akan donor darah. Ada yang tidak dapat mendonorkan darahnya karena ada penyakit tertentu. Hal itu juga yang pernah saya alami ketika membayangkan akan hal donor darah.

Namun, Donor darah merupakan niat yang sudah lama saya inginkan ketika saya masih bersekolah. Karena di sekolah sering mengadakan kegiatan rutin untuk donor darah sekolah. Istilah Donor Darah Sekolah sering disebut dengan “DORAS”. Namun, ada hal yang menghalangi saya untuk donor pada saat itu. Yaitu ketika pemeriksaan darah, dimana kadar Hemoglobin saya selalu kurang. Sampai lulusnya saya dari sekolah, saya belum bisa berpartisipasi untuk mendonorkan darah di sekolah. Tetapi saya selalu optimis, pasti suatu saat saya bisa berpartisipasi untuk mendonorkan darah saya untuk yang membutuhkan.

Di penghujung akhir tahun 2010, saya diminta oleh teman main saya dari kecil untuk  menemaninya ke Unit Transfusi Darah tepatnya di PMI Jakarta untuk donor darah. Yang ada dalam benak saya, kenapa juga saya cuma menemani teman saya, kenapa tidak sekalian saja saya ikut mendonorkan darah saya. 

Sesampainya di PMI, saya ikut mengisi formulir yang berisikan biodata diri yang harus diisi dengan lengkap. Kemudian lembaran itu diserahkan kepada petugas, dan berikutnya pengecekan kesehatan yang ditangani oleh dokter. Dokter meminta saya untuk pengecekan kesehatan seperti berat badan, tekanan darah, serta pengecekan kadar hemoglobin (pengambilan darah dengan disuntikkan di salah satu jari). Pengecekan kesehatan selesai, dan dokter menyuruh saya untuk menunggu hasilnya.  Dan dokter menyampaikan, bahwa hasil pengecekan bagus, berat badan memenuhi, tekanan darah normal, dan kadar Hemoglobin pun bagus. Ini merupakan pertama kalinya saya bisa mendonorkan darah saya. Dan saya pun memasuki ruang tunggu.

Tidak lama kemudian petugas memanggil nama saya, dan saya memasuki ruang donor, dan ternyata di dalam ruangan itu banyak sekali yang sedang melakukan transfusi darah. Sempat terasa deg-degan  karena ini baru pertamanya donor, namun saya berusaha untuk santai, dan nyaman.

Sebelum berbaring, pendonor diharuskan mencuci tangan sampai siku tangan hingga bersih dan kering. Kemudian saya berbaring, dan proses pengambilan darah pun berlangsung.  Saat transfusi darah berlangsung, saya sempat berbincang sebentar dengan petugas. 

Dan saya menanyakan kepada beliau, “saat ini golongan darah apa yang sangat-sangat diperlukan?”. 
Petugas menjawab, “golongan darah O yang benar-benar sangat dibutuhkan, karena minim stock darah yang kami punya. Sebagian besar pendonor yang melakukan transfusi darah mempunyai golongan darah A, golongan darah B. Sedangkan setengah dari jumlah golongan darah A dan B, itu jumlah golongan darah AB. Sebenarnya banyak dari data pendonor yang memiliki golongan darah O, tetapi ketika pengecekan kesehatan tidak memungkinkan untuk melakukan transfusi darah”. Dan petugas pun bangun dari tempat duduknya.
  
Sesekali saya melihat timbangan darah, dan tidak lama kemudian  alarm berbunyi menunjukkan bahwa sudah mencapai 250cc. Petugas menghampiri, dan melepaskan perangkat transfusi darah dari tangan saya. Transfusi darahpun selesai. Alhamdulillah, perasaan saya pun semakin senang.

Di lain hal, banyak yang beranggapan bahwa mendonorkan darah bisa membuat kita menjadi lemas, anggapan itu salah. Melainkan saat kita mendonorkan darah, maka tubuh akan bereaksi langsung dengan membuat penggantinya. Jadi, kita tidak akan mengalami kekurangan darah. Menurut Selain membuat tubuh memproduksi darah-darah baru, banyak manfaat yang dapat kita rasakan, diantara lainya :
  1. Mengetahui golongan darah, 
  2. Menjaga kesehatan jantung, 
  3. Meningkatkan produksi sel darah merah, 
  4. Membantu penurunan berat tubuh, 
  5. Mendapatkan kesehatan psikologis, 
  6. Mendeteksi penyakit serius, 
  7. Sekali menjadi Donor dapat menolong/menyelamatkan 3 orang pasien yang berbeda, 
  8. Pendonor yang secara teratur Mendonorkan Darah (setiap 3 Bulan) akan menurunkan Resiko Terkena penyakit Jantung sebesar 30 %   (British Journal Heart) seperti serangan jantung Koroner dan Stroke.
  9. Simbiosis mutualisme(Darah anda dapat menyelamatkan jiwa orang lain secara langsung),
Simbiosis mutualisme. Itulah yang akan kita rasakan jika kita melakukan donor darah, sebab setiap tetes darah yang kita sumbangkan tidak hanya dapat memberikan kesempatan hidup bagi yang menerima tetapi juga memberikan manfaat kesehatan bagi pendonornya.

Usia untuk pendonor bisa dilakukan ketika menginjak usia 17 tahun sampai usia maksimal 65 tahun. Cobalah untuk membiasakan dan memberanikan diri untuk mendonorkan darah. Pendonor bisa mendonorkan darahnya secara berkala setiap tiga bulan sekali. Donor darah tidak hanya akan memberikan perasaan yang senang karena dapat membantu sesama, namun bermanfaat positif bagi kesehatan tubuh kita sendiri. Inilah yang saya rasakan ketika seusai mendonor. Di sisi lain, kita dapat mengambil hikmah dari donor darah. Donor darah dilakukan dengan ikhlas pasti lebih nyaman bila dibandingkan dengan yang terpaksa. Donor itu tidak membebani kita, dan donor itu bukan hanya untuk kepentingan sendiri, tetapi setetes darah yang kita sumbangkan sangat-sangat bermanfaat bagi yang membutuhkan. Senangnya bisa membantu sesama.