Home

Kamis, 30 Desember 2010

TUGAS II : MANAJEMEN PROYEK dan RESIKO

Nama : TUTI ALAWIYAH

Kelas : 2KB04

NPM :25109743

Tugas II : Mata Kuliah MANAJEMEN PROYEK dan RESIKO

Buku Referensi :

  1. Judul Buku = Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah
  2. Tahun Penerbit = 2008
  3. Diterbitkan di Jakarta Timur, Rawamangun
  4. Penerbit = PT. Bumi Aksara
  5. Penulis Buku = Tariqullah Khan dan Habib Ahmed

DAFTAR ISI

  • KATA PENGANTAR PENERJEMAH ~ v
  • KATA PENGANTAR ~ xiii
  • PRAKATA ~ xv
  • PENJELASAN ISTILAH ~ xxiii
  • DAFTAR SINGKATAN ~ xxvii
  • RINGKASAN EKSEKUTIF ~ xxxi

BAB 1 PENDAHULUAN ~ 1
A. Karakteristik Risiko Perbankan Syariah ~ 2
B. Peran Perbankan Syariah ~ 3
C. Tujuan Penulisan ~ 5
D. Garis Besar Tulisan ~ 7

BAB 2 MANAJEMEN RISIKO: KONSEP DASAR DAN APLIKASINYA ~ 8
A. Pendahuluan ~ 9
B. Risiko dalam Lembaga Keuangan ~ 11
C. Manajemen Risiko: Latar Belakang dan Perkembangannya ~ 14
D. Manajemen Risiko: Proses dan Sistem ~ 17
E. Proses Manajemen Resiko ~ 20
F. Manajemen Risiko dan Teknik Mitigasi ~ 31
G. Lembaga Keuangan Syariah: Karakteristik dan Risikonya ~ 47

BAB 3 MANAJEMEN RISIKO: SURVEI PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH ~ 59
A. Pendahuluan ~ 59
B. Persepsi terhadap Risiko ~ 62
C. Sistem dan Proses Manajemen Risiko ~ 70
D. Sejumlah Persoalan ~ 79
E. Manajemen Risiko dalam Lembaga Keuangan Syariah: Sebuah Penilaian ~ 84

BAB 4 MANAJEMEN RISIKO: PERSPEKTIF REGULASI ~ 87
A. Alasan Ekonomi di balik Kontrol Regulasi Terhadap Risiko Bank ~ 87
B. Instrumen Regulasi dan Pengawasan ~ 94
C. Regulasi dan Pengawasan dalam Bank Syariah ~ 122

BAB 5 MANAJEMEN RISIKO: SEJUMLAH TANTANGAN FIQIH ~ 135
A. Pendahuluan ~ 135
B. Risiko Kredit ~ 140
C. Risiko Pasar ~ 161
D. Risiko Likuiditas ~ 187

BAB 6 KESIMPULAN ~ 191
A. Lingkungan ~ 192
B. Risiko yang di hadapi Lembaga Keuangan Syariah ~ 193
C. Teknik Manajemen Risiko ~ 194
D. Persepsi dan Manajemen Risiko dalam Bank Syariah ~ 194
E. Dukungan Regulasi terhadap Manajemen Risiko ~ 196
F. Instrumen Regulasi Berbasis Risiko ~ 196
G. Regulasi dan Pengawasan Berbasis Risiko Bank Syariah ~ 197
H. Manajemn Risiko: Sejumlah Tantangan Syariah ~ 198

BAB 7 IMPLIKASI TERHADAP KEBIJAKAN ~ 200
A. Tanggung Jawab Manajemen ~ 200
B. Laporan Risiko ~ 201
C. Rating Internal ~ 201
D. Disklosur Risiko ~ 202
E. Lembaga dan Fasilitas Pendukung ~ 202
F. Partisipasi dalam Proses Pengembangan Standar Internasional ~ 203
G. Penelitian dan Pelatihan ~ 203

APENDIKS
Apendiks 1 Daftar Lembaga Keuangan dalam Penelitian ~ 206
Apendiks 2 Contoh Laporan Risiko ~ 207
Apendiks 3 Kuesioner ~ 214

DAFTAR PUSTAKA ~ 229
TENTANG PENULIS ~ 241

Memuliakan Tetangga

Salah satu tujuan penting diturunkannya Alquran adalah untuk menanamkan akhlak dan memanggil manusia pada kemuliaan diri. Diharapkan setiap individu mampu beramal saleh serta beramal ma’ruf dan nahi munkar.

Akhlak bertalian dengan adab dan tata cara yang beradab sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dengan kehidupan yang berakhlak, kemajuan-kemajuan bisa dicapai dengan tertib dalam keridhoan Allah SWT.Salah satu sisi akhlak terpenting yang diajarkan Rasulullah adalah memuliakan tetangga.

Istri Nabi, ‘Aisyah r.a. menyatakan bahwa Rasulullah pernah bercerita , Malaikat Jibril selalu berwasiat agar Rasulullah senantiasa berbuat baik kepada para tetangga. Dalam hadits lain, Beliau menjelaskan, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya.” (HR.Muslim)

Menurut Hafidz Hasan Al-mas’udy dalam kitabnya Tasyirul Khalaq, yang dimaksud dengan tetangga ialah 40 rumah dari sisi setiap penjuru (kanan, kiri, muka, dan belakang). Dalam buku ini Hafidz merumuskan akhlak bertetangga, antara lain : Jika bertemu ucapkan salam dengan muka yang manis, penuh penghormatan, dan jangan sampai menampilkan kesan wajah yang bermusuhan, “Senyum pada saudaramu itu sedekah,” katanya.

Kemudian lanjut Hafidz, berusahalah berbuat baik dan selekasnya membalas tetangga yang telah berbuat baik kepada kita. Rasulullah mengingatkan, jika memasak sesuatu agar diperbanyak kuahnya supaya sebagian bisa diberikan kepada tetangga. Bila ada hubungan kerja, selekasnya diberikan, bahkan sebelum keringatnya kering.

Hafidz menambahkan, jika tetangga sakit tengoklah untuk membesarkan hati dan jiwanya. Dikisahkan , ada tetangga Rasul yang rajin meludah setiap kali Rasul lewat ke masjid. Rasul tidak marah atau sakit hati. Malahan mendoakan agar tetangga itu dibukakan hatinya oleh Allah. Suatu hari Rasul tidak menerima “hadiah rutin” itu. Beliau bertanya-tanya dan memperoleh penjelasan bahwa si Fulan itu sakit. Maka beliau bersegera mendatangi rumahnya. Betapa kagetnya si Fulan, ketika mengetahui yang menjenguknya adalah Rasulullah, si Fulan langsung sembuh dan saat itu juga menyatakan diri masuk islam.

Lalu apabila tetangga memperoleh nikmat, kata Hafidz hendaklah ikut bergembira. Jangan merasa dengki ketika tetangga mendapat kemurahan rezeki dari Allah. Rasulullah mengajarkan agar kita berdoa, mohon diberi kemurahan rezeki sebagaimana yang diberikan kepada tetangga itu.

Selanjutnya kata Hafidz ketika bertemu perempuan tetangga, kita harus sopan santun, walaupun misalnya mereka pembantu. Jangan menuruti kemauan pandangan mata mereka, apalagi terkesan menggoda atau melecehkan.

Akhlak mulia tetangga di atas merupakan kunci bagi terciptanya kerukunan dan ketahanan masyarakat. Apabila mampu kita sosialisasikan, insya Allah akan tumbuh saling pengertian dan perbuatan baik antar tetangga.


Sumber : Buku Setetes Hikmah, 29 Maret 1997.
Karangan : Dra. Hj. Tutty Alawiyah AS.