Home

Kamis, 30 Desember 2010

Memuliakan Tetangga

Salah satu tujuan penting diturunkannya Alquran adalah untuk menanamkan akhlak dan memanggil manusia pada kemuliaan diri. Diharapkan setiap individu mampu beramal saleh serta beramal ma’ruf dan nahi munkar.

Akhlak bertalian dengan adab dan tata cara yang beradab sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dengan kehidupan yang berakhlak, kemajuan-kemajuan bisa dicapai dengan tertib dalam keridhoan Allah SWT.Salah satu sisi akhlak terpenting yang diajarkan Rasulullah adalah memuliakan tetangga.

Istri Nabi, ‘Aisyah r.a. menyatakan bahwa Rasulullah pernah bercerita , Malaikat Jibril selalu berwasiat agar Rasulullah senantiasa berbuat baik kepada para tetangga. Dalam hadits lain, Beliau menjelaskan, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya.” (HR.Muslim)

Menurut Hafidz Hasan Al-mas’udy dalam kitabnya Tasyirul Khalaq, yang dimaksud dengan tetangga ialah 40 rumah dari sisi setiap penjuru (kanan, kiri, muka, dan belakang). Dalam buku ini Hafidz merumuskan akhlak bertetangga, antara lain : Jika bertemu ucapkan salam dengan muka yang manis, penuh penghormatan, dan jangan sampai menampilkan kesan wajah yang bermusuhan, “Senyum pada saudaramu itu sedekah,” katanya.

Kemudian lanjut Hafidz, berusahalah berbuat baik dan selekasnya membalas tetangga yang telah berbuat baik kepada kita. Rasulullah mengingatkan, jika memasak sesuatu agar diperbanyak kuahnya supaya sebagian bisa diberikan kepada tetangga. Bila ada hubungan kerja, selekasnya diberikan, bahkan sebelum keringatnya kering.

Hafidz menambahkan, jika tetangga sakit tengoklah untuk membesarkan hati dan jiwanya. Dikisahkan , ada tetangga Rasul yang rajin meludah setiap kali Rasul lewat ke masjid. Rasul tidak marah atau sakit hati. Malahan mendoakan agar tetangga itu dibukakan hatinya oleh Allah. Suatu hari Rasul tidak menerima “hadiah rutin” itu. Beliau bertanya-tanya dan memperoleh penjelasan bahwa si Fulan itu sakit. Maka beliau bersegera mendatangi rumahnya. Betapa kagetnya si Fulan, ketika mengetahui yang menjenguknya adalah Rasulullah, si Fulan langsung sembuh dan saat itu juga menyatakan diri masuk islam.

Lalu apabila tetangga memperoleh nikmat, kata Hafidz hendaklah ikut bergembira. Jangan merasa dengki ketika tetangga mendapat kemurahan rezeki dari Allah. Rasulullah mengajarkan agar kita berdoa, mohon diberi kemurahan rezeki sebagaimana yang diberikan kepada tetangga itu.

Selanjutnya kata Hafidz ketika bertemu perempuan tetangga, kita harus sopan santun, walaupun misalnya mereka pembantu. Jangan menuruti kemauan pandangan mata mereka, apalagi terkesan menggoda atau melecehkan.

Akhlak mulia tetangga di atas merupakan kunci bagi terciptanya kerukunan dan ketahanan masyarakat. Apabila mampu kita sosialisasikan, insya Allah akan tumbuh saling pengertian dan perbuatan baik antar tetangga.


Sumber : Buku Setetes Hikmah, 29 Maret 1997.
Karangan : Dra. Hj. Tutty Alawiyah AS.

Tidak ada komentar: