Home

Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan

Senin, 11 Juni 2012

Memberikan Pertolongan Pertama


Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis. Ini berarti:
  1. Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat walaupun perawatan selanjutnya tertunda.
  2. Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit korban.

a. Pertolongan Pertama bagi pasien yang berhenti bernafas
Seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera dilakukan nafas buatan. Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut adalah dengan jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban.
Langkah-langkah untuk membantu korbanyang berhenti bernafas :
1) Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas
2) Rahang ditarik sampai mulut terbuka
3) Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat dan pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat juga dengan jalan tutup mulut korban rapat-rapat selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung korban dan meniupnya.
4) Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :
a) Orang dewasa sebanyak 12 kali tiupan pada setiap menit.
b) Anak-anak ditiupkan sebanyak 20 kali tiap menit.

b. Pertolongan Pertama bagi korban sengatan listrik
1) Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam keadaan kering
2) Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban
3) Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas buatan sampai bantuan medis datang

c. Pertolongan Pertama bagi pasien yang menderita pendarahan parah
1. Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain kasa kompres tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan berhenti. Untuk menutup luka biasa juga menggunakan kasa steril, sapu tangan bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci dan disetrika. Kalau tidak tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju kotor atau tangan telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak terus menerus mengucur karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya daripada resiko infeksi.
2) Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan membersihkan luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar luka, dengan air sabun atau air ledeng biasa atau air yang sudah dimasak.
3) Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu diancam shok, untuk itu diselimuti dan letakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan dan semua yang mengikat pada tubuh harus dilepaskan termasuk ikat pinggang.



Sumber :
http://tunas63.wordpress.com/2008/12/06/teknik-kepramukaan-ketrampilan-pertolongan-pertama-pada-kecelakaan-pppk/




Senin, 28 Mei 2012

TEMPAT WANITA

Peran wanita dalam berbangsa dan bernegara sangat penting. Menjadi istri dan ibu rumah tangga adalah kodrat dan impian seorang wanita. Tetapi menjadi ibu tidaklah berarti menghentikan peran wanita dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sama seperti kaum lelaki, kodrat wanita secara intrinsik dibekali potensi rohaniah untuk mencintai kebenaran. Karena itu, Islam mewajibkan kaum wanita mencari ilmu agar memiliki pengetahuan yang luas serta mampu melakukan penyelidikan-penyelidikan agar menemukan kebenaran.

Fungsi wanita sebagai ibu dalam rumah tangga tidak boleh menjauhkan mereka dari dunia keilmuan. Sebab, dalam masyarakat wanita juga berfungsi sebagai “Imadul-Bilad” yaitu Tiang Negara atau Pilar bangsa. Karena itu menjauhkan mereka dari dunia keilmuan hanya akan menghasilkan anak-anak yang rapuh dari segi pendidikan. Kita harus mendorong wanita Indonesia dalam semua posisinya, tetap dengan ilmu pengetahuan agar mereka lebih berdaya dalam mendidik generasi mendatang menjadi generasi yang  terbaik di masanya.

Negara, melalui peraturan dan perundang-undangannya telah membebaskan wanita Indonesia untuk berpikir dan bersikap. Kaum wanita memperoleh kebebasan menjadi diri-sendiri sesuai dengan batas-batas kewajaran budaya dan peradaban. Dari segi ini, isu pembebasan wanita dari segi Idiil bukan lagi menjadi soal bagi kaum wanita.

Justru soal yang kita hadapi ini adalah perkembangan budaya itu sendiri dalam memandang eksistensi dan peranan kaum wanita. Di samping persoalan yang terkait dengan kualitas kaum wanita itu sendiri, iklim sosial budaya memang belum sepenuhnya mendukung pembangunan peran wanita.

Kenyataan memang menunjukkan adanya kelompok bangsa yang masih melestarikan budaya tradisional yaitu masyarakat yang menstereotipkan wanita sebagai makhluk yang harus serba menurut, “tiang wingking” dalam bahasa jawa. Masyarakat seperti ini tidak membayangkan bahwa wanita adalah sama berharganya dengan kaum pria. Tidak sedikit masyarakat yang mengabsahkan pandangan ini dengan menginterpretasikan dalil-dalil agama. Tentu saja yang disalahpahami dan disalahgunakan.

Di pihak lain ada pandangan yang kelewat maju, yaitu yang terjebak ke dalam pola-pola yang dipraktikkan wanita-wanita yang kehilangan kekhasan budaya bangsa. Kelompok ini mencoba menampilkan makna kemajuan itu hanya melalui kulit luar modernitas, seperti dalam berpakaian maupun dalam pola pergaulannya yang bebas. Akhirnya pembebasan wanita yang hakiki tak tercipta, melainkan justru terjebak pada jenis perbudakan baru yang bisa saja kita sebut dalam bahasa agama “kejahiliyahan modern”.

Jadi, persoalannya adalah bagaimana pembebasan yang dilakukan itu bisa membawa wanita Indonesia lebih berharkat secara budaya maupun kemasyarakatan. Ini berarti kewajiban belum berakhir untuk menunjukkan dengan tepat di mana tempat wanita Indonesia, yaitu sebagai pilar bangsa demi tegaknya kehidupan yang lebih bermoral.

Nara Sumber : Dra. Hj. Tutty Alawiyah AS "Setetes Hikmah".

CERMIN DIRI


Suatu ketika seorang sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang definisi dosa. Kata Beliau “Dosa adalah pekerjaan yang engkau malu bila engkau melakukan terang-terangan.” Selain itu beliau menjelaskan, “Dosa adalah sesuatu yang menggusarkan hatimu”.

Definisi tersebut tentunya berlaku umum bagi orang yang hidupnya masih dalam kewajaran, yaitu yang belum menjadikan kejahatan sebagai profesinya. Lain hal dengan orang yang hatinya telah tertutup oleh tumpukkan kejahatan. Mereka tidak lagi merasa risih, gusar, dan merasa bersalah ketika berbuat dosa. Ada kesan bahwa kejahatan itu tidak lagi menjadi kesalahan melainkan dianggap sebagai tradisi sehari-hari. Seperti kejahatan korupsi, yang biasa dilakukan oleh siapa saja dan bisa dimaklumi. Dan tidak merasa risih atau malu lagi untuk berkorupsi karena dianggap sudah membudaya.

Terhadap orang yang demikian itu, Alquran mengatakan : “sayang! Telah mengotori hati mereka apa-apa yang telah (biasa) mereka lakukan.” (QS. Al-Muthoffifin : 14)

Maksud ayat di atas, bukan berarti Allah tidak memberi hidayah, melainkan hidayah itu terpental dan tak bisa menembus hati yang dikotori oleh pemiliknya sendiri. Kalau sampai sebuah hati tak lagi mampu menasehati dirinya sendiri, nasehat orang lain hanyalah nyanyian, tuntutan jadi tontonan, kebenaran jadi pelecehan. Bila situasi demikian berlanjut, maka Al-Qur’an menggambarkan, “kemudian sesaat itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.” (QS.Al-Baqarah :74).

Hati yang keras adalah hati yang gelap, menjadi tempat setan membangun tempat markas besarnya. Dari hati yang gelap itu, setan menyebar ke seluruh anggota tubuh melalui jaringan-jaringan darah. Di mana darah mengalir, disitu setan bertengger. Tak ada batas lagi antara dia dan setan. Dia merasa tak lagi bisa hidup tanpa kebiasaan jahatnya itu.

Terhadap kelompok yang terakhir itu, Al-Qur’an menyatakan “Bagai gelap gulita di lautan kelam yang diliputi oleh ombak di atasnya ombak pula, dan di atasnya lagi mendung menggumpal. Gelap bertumpang tindih dengan gelap jika diulurkan tangannya nyaris tak mampu melihatnya sendiri. Barang siapa yang Allah tidak memberikan cahaya untuknya, tidaklah ia akan memperoleh Cahaya sedikitpun.” (QS.An-Nur:40).

Siapa saja bisa rusak hatinya sehingga kehilangan cermin diri. Orang awam bisa gelap hatinya, tetapi lebih berbahaya lagi jika hal itu melanda orang terpelajar atau cendekiawan. Sebab betapapun otaknya encer, nafsunya akan lebih dominan daripada akalnya.

Untuk kita ingat bahwa pada diri kita ada hati, tempat kita bercermin diri. Karenannya perlu kita rawat dan bersihkan terus-menerus, sehingga hati kita menjadi bersinar, lunak dan tenang. Dalam hadits Qudsy dinyatakan, “Bumi-Ku tak sanggup memuatKu. Begitu juga langitKu. Yang dapat memuatKu adalah hati hamba-hambaKu yang beriman, lunak dan tenang itulah (petunjuk) Allah berada. Dalam hadits Qudsy dibyatakan : “BumiKu tak sanggup memuatKu begitu juga langitKu, yang dapat memuatKu adalah hati hamba-hambaKu yang lunak dan tenang. Wallahu ‘alam.

Nara Sumber : Dra. Hj. Tutty Alawiyah AS  "Setetes Hikmah"

Senin, 19 Maret 2012

Contoh Jurnal


Aplikasi Tes Buta Warna Dengan Metode Ishihara Berbasis Komputer

 Ratri Widianingsih 1), Awang Harsa Kridalaksana 2),
Ahmad Rofiq Hakim 3)
Program Studi Ilmu Komputer, FMIPA Universitas Mulawarman
Jl. Barong Tongkok no.5 Kampus Unmul Gn. Kelua Sempaja Samarinda 75119

Abstrak
Pembangunan aplikasi tes buta warna dengan metode ishihara berbasis komputer bertujuan untuk kegiatan tes buta warna yang menghasilkan kesimpulan normal, buta warna parsial dan buta warna total, dan hasil tes tersimpan di suatu database komputer. Metode untuk tes buta warna yang dipakai adalah metode yang ditemukan oleh Dr. Shinobu Ishihara yaitu metode Ishihara. Untuk pembangunan aplikasinya menggunakan tahapan analisis, desain dan implementasi. Studi kasus dalam penelitian ini dilaksanakan untuk tes buta warna untuk persyaratan  tes kesehatan di POLTABES Samarinda. Untuk membangun aplikasi ini digunakan Visual Basic 6.0 dan Microsoft Access 2007. Penelitian ini telah menghasilkan suatu Aplikasi Tes Buta Warna dengan Metode Ishihara Berbasis Komputer yang digunakan untuk tes buta warna di POLTABES Samarinda. Dengan hasil keluaran berupa print out Surat Keterangan Kesehatan dengan menyebutkan hasil tes buta warna yaitu normal, buta warna parsial atau buta warna total.

Pendahuluan
Tes buta warna adalah suatu tes yang digunakan untuk mengetahui apakah seseorang mengalami buta warna atau tidak. Hasil dari tes buta warna ada 3 macam yaitu buta warna total, buta warna sebagian (parsial) dan normal. Hasil tes buta warna sangat penting terutama untuk melanjutkan pendidikan dan bekerja di bidangbidang tertentu seperti teknik elektro, teknik Informatika, desain dan lain-lain. Salah satu metode tes buta warna yaitu metode Ishihara. Metode ini dilakukan dengan cara memperlihatkan gambar-gambar berisikan berbagai warna. Diantara warna-warna itu terbentuk angka-angka.
Proses tes buta warna dengan metode ishihara ini umumnya dilakukan secara manual, yaitu dengan memperlihatkan lembar-lembar gambar oleh seorang petugas tes buta warna dan peserta tes diminta menyebuatkan angka-angka
yang terlihat pada gambar. Dari beberapa gambar yang diperlihatkan dan jawaban yang diberikan oleh peserta tes butawarna, maka petugas akan menyimpulkan apakah peserta tes mengalami buta warna total, parsial atau normal. Proses ini berlangsung untuk 1 orang peserta tes dan hasilnya dicatat oleh petugas di lembar atau form hasil tes buta warna. Proses tes butawarna yang dilakukan secara manual dan hasil yang didapat hanya tercatat pada suatu lembar form tertentu. Jika pengarsipan pada lembaga yang menyimpan data hasil tes tidak baik maka dimungkinkan seseorang yang sudah melakukan tes buta warna akan berulang kali melakukan tes buta warna untuk berbagai keperluan. Permasalahan ini memunculkan ide untuk membangun aplikasi tes buta warna dengan menggunakan komputer. Tes akan dilakukan dengan menggunakan layar computer pengganti kertas-kertas berisi gambar dari metode Ishihara, dan diolah melalui komputer, hasil tes tersimpan di dalam database sehingga petugas kesehatan dapat mengecek data yang lalu serta menghasilkan laporan yang dapat langsung dicetak melalui printer.

Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini permasalahan yang akan dibahan meliputi :
1. Metode yang digunakan untuk tes buta warna adalah metode Ishihara, tidak menggunakan metode tes buta warna lain.
2. Output dari aplikasi yang dibangun berupa surat keterangan terhadap hasil tes.
3. Aplikasi tes buta warna hanya member output kesimpulan mata normal, buta warna parsial dan buta warna total.


untuk contoh lengkapnya bisa download disini 

sumber :  

http://ebookdatabase.net/j/jurnal-berbasis-komputer


Jumat, 16 Desember 2011

Peristiwa Sama, Sumber berbeda

Pada postingan di bawah ini, bisa dikatakan menceritakan tentang peristiwa atau kejadian yang sama, namun dikutip dari dua sumber berita yang berbeda. Agar pembaca dapat lebih mudah memahami perbedaan yang terdapat dari dua sumber berita, maka tanpa saya kurangi sedikitpun isi dari berita tersebut.
 
SUMBER PERTAMA

Kesal Nama Gengnya Dicoret
Bocah SD Celurit Siswa SMP Hingga Tewas

Selasa, 29 November 2011 - 7:41 WIB


CIRACAS (Pos Kota) – Tindak kekerasan dan perilaku sadisme sepertinya tak lagi didominasi orang dewasa. Anak di bawah umur kini sudah mulai tertular. Contohnya adalah yang dilakukan FAR. Bocah kelas 6 SD ini menclurit seorang pelajar SMP hingga tewas. Pemicunya pun persoalan sepele saja. FAR dan bocah-bocah sebayanya kesal karena nama gengnya yang ditulis di tembok dicoret oleh korban.

FAR dibekuk petugas Polsek Ciracas dipimpin Kanit Reskrim Iptu Entong Raharja, Senin (28/11) dinihari, di rumahnya di Ciracas, Jakarta Timur. Sebilah clurit yang dibuang tersangka disita polisi dari kawasan Kober, Jaktim.
Selain FAR, polisi juga meringkus 2 rekannya NE, 17, dan DS, 14, (keduanya siswa SMP). Mereka kini meringkuk di sel Polsek Ciracas.
Sebelumnya, Sabtu (26/11) malam, FAR, 14, NE, dan DS menghabisi Immanuel Siagian, 14. Mayat pelajar kelas 2 SMPN 257 itu ditemukan tergeletak di Jl Damai, Susukan, Jakarta Timur dengan luka sabetan clurit di dada kiri dan punggungnya (Pos Kota, 28/11).

DIHADANG 10 REMAJA
FAR saat diperiksa poisi mengakui menclurit korban karena kesal.
“Ia melihat korban mencoret nama geng tersangka yang tertulis di tembok di Jl. Raya Susukan. Hal ini membuat anggota geng itu kesal dan merasa dilecehkan. Sebelum diclurit oleh tersangka FAR, korban dipukuli dengan bambu dan batu oleh tersangka DS dan NE,” ujar Kapolsek Ciracas, Kompol Senen.
Menurut Senen, pengeroyokan berujung maut itu terjadi sesaat setelah Immanuel bersama tiga temannya keluar dari sebuah warnet di Jl. Damai. Ketika empat remaja itu berjalan kaki untuk pulang, 10 anak muda menyerang, termasuk FAR, DS dan NE.
Melihat itu, tiga teman Immanuel kabur. Kawanan itu lalu menuding Immanuel sebagai anggota kelompok musuh geng mereka, bahkan dituduh sebagai pencoret nama geng. Tanpa ampun, remaja itu menjadi bulan-bulanan.
Tak hanya dipukuli dengan tangan kosong, ia juga dipukuli dengan bambu dan dihantam batu. Pengeroyokan berhenti setelah korban tergeletak tak berdaya kena clurit. Kawanan itu kemudian kabur meninggalkan korban begitu saja. Dua warga yang melintas di jalan itu melihatnya lalu melarikan Immanuel ke RS Pasar Rebo, tapi nyawanya tak bisa diselamatkan.

Kediaman FAR di Jl Subur, kemarin, tampak sepi. Beberapa kali pintu rumahnya diketuk , namun tak ada jawaban. Seorang warga di sekitar rumah tersangka mengatakan sejak peristiwa itu, lingkungan di sana menjadi sunyi. “Tak ada lagi anak-anak nongkrong sekarang,” ujarnya. 

ANAK PENDIAM
“Anak itu sehari-hari pendiam, tak suka berkelahi. Bahkan, setiap pulang sekolah langsung pulang dan tak suka main ke mana-mana,” ungkap Panin Siagian mengenang anak ketiga dari empat anaknya itu di rumah kontrakannya di Jl. Damai, Senin (28/11).
“Dia juga bukan anggota geng apapun. Kalaupun ada temannya yang anak geng itu karena dia mengenalnya dan tinggal berdekatan. Bukan sebagai anggota geng,” ungkapnya.
Sopir Kopaja 502 jurusan Kp. Melayu – Tanah Abang ini berharap pembunuh Immanuel dihukum berat sesuai dengan tindakannya. “Saya tak terima anak yang begitu baik diperlakukan seperti itu,” katanya.
Immanuel, kemarin, dikuburkan di TPU Pondok Ranggon. Sejumlah kerabat dan teman sekolah ikut menghadiri pemakaman itu. “Saya masih terus teringat Immanuel, bahkan tak berani melihat fotonya karena sedih,” sambung Saida Siringoringo, 43, ibu korban. (ifand/b).


 SUMBER KEDUA
Geng-gengan, Anak SD Bunuh Siswa SMP
Rabu (30/11) | 14:54  Ciracas










Ciracas, Warta Kota
SEORANG siswa kelas 6 SD berinisial FAR, tega membunuh siswa kelas 2 SMPN 257 Jakarta, Immanuel Siagian (14), dengan celurit, Sabtu (26/11). Pemicunya hanya persoalan sepele, yakni masalah geng-gengan remaja.
FAR dan teman-temannya tidak terima lantaran nama gengnya yang ditulis di tembok dicoret orang lain. Mereka menduga, yang mencoret adalah Immanuel.
Senin (28/11) kemarin FAR dan dua rekannya, NE (17) dan DS (14), diringkus di rumahnya masing-masing di kawasan Ciracas, Jakarta Timur. Kini mereka ditahan di Polsektro Ciracas. Selain itu, polisi menyita sebilah celurit yang ditemukan di kawasan Kober, Jakarta Timur. Celurit itulah yang digunakan FAR membacok Immanuel.
Kepala Unit Reskrim Polsektro Ciracas AKP Entong Raharja menuturkan, FAR tergabung di geng baduy yang antara lain beranggotakan anak-anak di Jalan Damai, dan Immanuel tergabung di geng kober yang berisi anak-anak dari Gang Kober. Kedua lokasi jalan itu saling berdekatan.
Menurut Entong, awalnya FAR dan rekan-rekannya menuliskan nama geng baduy di perbatasan antara Jalan Damai dan Gang Kober, namun kemudian dicoret dan diganti kober. Lantaran tidak terima, FAR dan rekan-rekannya mengundang geng kober pada Sabtu (26/11).
Entong menjelaskan, peristiwa penganiayaan itu terjadi di Jalan Damai, Susukan, Jakarta Timur, sekitar pukul 22.00. Saat itu, lanjut Entong, geng kober kalah jumlah dengan geng baduy. Melihat kondisi itu, tiga teman Immanuel melarikan diri.
Geng baduy yang datang dengan 10 orang menuding Immanuel sebagai pencoret nama geng mereka yang tertulis di perbatasan Jalan Damai dan Gang Kober. Kemudian, tanpa ampun, Immanuel pun dikeroyok.
Sebelum dibacok celurit hingga tewas, Immanuel sempat dipukuli beramai-ramai terlebih dulu menggunakan bambu dan batu. Pengeroyokan berhenti setelah korban tergeletak tak berdaya. Immanuel tewas dengan luka bacokan di dada kiri dan punggungnya.
Entong mengungkapkan, sebenarnya FAR seumur dengan dua rekannya yang ikut diringkus. Tetapi, FAR sudah tiga kali tinggal kelas, sehingga sekarang masih duduk di bangku kelas 6 SD.
Polisi, lanjut Entong, telah memeriksa 11 saksi dari pihak korban dan tersangka. Kini, kata Entong, pihaknya masih mengejar satu pelaku lainnya. Namun, pelaku sudah melarikan diri.
"Namanya sudah kami kantongi. Dia sudah tidak di rumah, tapi orangtuanya masih ada di rumah. Kami masih terus melakukan pengejaran," ucap Entong saat dihubungi Warta Kota, semalam.
Anak pendiam
Sementara itu, berdasarkan keterangan ayah Immanuel, Panin Siagian kepada polisi, ternyata Immanuel tergolong anak pendiam. Bahkan, setiap pulang sekolah, Immanuel tidak bermain ke mana-mana tetapi langsung pulang ke rumah.
Selain itu, kepada polisi sang ibu juga mengungkapkan bahwa anaknya tidak pernah ikut anggota geng apapun. Jenazah Immanuel sudah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon. Immanuel adalah anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Saida Siringoringo (43) dan Panin Siagian (48). (m2)

web terkait
Sumber pertama :
Sumber kedua :





Persamaan dan Perbedaan dari dua sumber :



  • Sama-sama menjabarkan dengan jelas dari kejadian tersebut.
  • Sama-sama menggunakan inisial nama pada pelaku.
  • Sama-sama menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh para pembaca.
  • Sumber pertama menggunakan bahasa yang relatif sopan, namun terdapat kejanggalan dalam penulisannya. contoh "Menurut Senen, pengeroyokan berujung maut itu terjadi sesaat setelah Immanuel bersama tiga temannya keluar dari sebuah warnet di Jl. Damai". "Senen" ditujukan kepada salah satu nama kapolsek Ciracas, yang menurut saya lebih baik dan sopan jika tertulis "Menurut Kompol Senen,...".
  • Sumber kedua menurut saya lebih ringkas dan singkat dari segi cerita yang terdapat pada tiap paragraf, namun jelas.










Sabtu, 15 Oktober 2011

PULSA.... PULSA....

Ramainya berita yang membahas tentang kasus penyedotan pulsa bagi para konsumen menurut saya bisa dikatakan suatu tindakan kriminal dalam bentuk penipuan atau pencurian. Karena tidak sedikit jumlah konsumen yang sudah dirugikan dengan adanya layanan tersebut. Kasus pencurian pulsa ini telah dilakukan dengan melalui pengiriman konten-konten yang kini semakin sering tampil di layar seluler anda. Konten yang terindikasi dapat menyedot pulsa biasanya berupa layanan pesan singkat (SMS) premium yang menawarkan konten ketika registrasi ditambah biaya layanan, dan sebagainya.
Contohnya saja :
·         layanan SMS yang menawarkan pelanggan untuk registrasi di nomor empat digit,
·         nada sambung,
·         kuis,
·         wallpaper,
·         ringtone,
·         bisnis pulsa,
·         hadiah-hadiah yang berupa uang tunai jutaan rupiah, mobil, dll
  

Dari sekian contoh konten yang sering tampil di layar telepon selular anda, ada sebagian yang merincikan bahwa konten tersebut dapat di akses secara gratis, yang memungkinkan anda harus mengunjungi alamat yang tertera di sms itu dengan cara mendownloadnya. Apakah itu benar-benar gratis? Wallahu’alam, karena saya juga tidak mengetahuinya.
Lain halnya dengan konten layanan sms yang mengharuskan seorang konsumen harus melakukan registrasi. Hal ini jelas membuat pulsa berkurang sesuai tarif registrasi. Biasanya tarif yang dikenakan sebesar Rp 2000,- setiap registrasinya. Namun, ketika ingin menghentikan konten layanan atau yang sering kita sebut dengan “Unreg”, sering konten itu tidak bisa di hentikan, padahal untuk biaya pemberhentian konten juga menghabiskan pulsa tersebut sebesar Rp 2000,-. Tentu hal ini sangat merugikan para konsumen.


Seringkali dari sekian konten yang dikirimkan kepada kita, disisipkan bahwa layanan tersebut dikirim dari operator atau mungkin Content Provider. Tetapi semenjak kasus ini terungkap sampai pihak yang berwajib, penyedia operator telekomunikasi tersebut membantah. Bahwa layanan tersebut bukan dari pihak operator, melainkan dari pihan Content Provider nakal yang mengirimkan.
Para konsumen menanggapi, dengan adanya kasus ini para konsumen sangat dirugikan. Dan ada juga pihak yang menyatakan, bahwa konsumen dirugikan, operator atau perusahaan penyedia telekomunikasi yang diuntungkan.

Menurut saya, alangkah baiknya jika pihak MENKOMINFO, Bareskrim Polri, dan penyedia jasa telekomunikasi sesecepat mungkin mengusut tuntas akan hal ini. Siapakah para Provider Content nakal yang telah menyusahkan para masyarakat yang menggunakan layanan tersebut. Agar nantinya para konsumen bisa merasakan kenyamanan dalam berkomunikasi.
Dari gambar karikatur di atas, gambar tersebut bisa dikatakan merupakan suatu perwakilan dari apa yang telah dirasakan oleh para konsumen karena ulah para Provider Content yang nakal yang telah mencuri atau menyedot pulsa konsumen. Semoga pihak berwenang dapat menyelesaikan kasus ini hingga tuntas.
Gambar di atas juga memberikan suatu pesan yang dapat dicantumkan yaitu jangan sesekali menanggapi akan layanan yang dapat merugikan pulsa, dan laporkan kepada pihak yang berwajib atau berwenang jika kita mengalami hal demikian. Agar para mafia pulsa mendapatkan hukuman yang setara dengan apa yang telah dilakukannya.
Sekian.

sumber :
http://www.infokorupsi.com/id/karikatur.php 
http://kartun.inilah.com/